Selasa, 11 Februari 2014

Kisah Miliarder ‘DROPOUT’ Owner Chelsea and Gubernur Rusia Roman Abramovich (Part 2)


Roman mendapatkan kekayaannya dengan cara membeli saham-saham industri yang baru diswastakan dengan harga murah karena tumbangnya pemerintahan komunis. Roman memulai aktivitas komersilnya pada akhir tahun 1980 ketika presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev masih berkuasa. Saat itu, pemerintah sedang menyusun program izin pembukaan bisnis swasta kecil.Pada tahun 1992 sampai 1995, Roman mendirikan lima perusahaan baru. Namun, kelima perusahaan itu tidak berumur lama karena Roman menjualnya kepada pihak ketiga. Strategi bisnis yang cerdas diperlihatkan oleh Roman. Membangun perusahaan dengan modal yang tidak seberapa besar, tetapi menjualnya dengan keuntungan yang berlipat-lipat.Pada akhirnya, Roman Abramovich mengkhususkan pada penjualan minyak dan produk-produk minyak. Pada tahun 1992, Roman Abramovich diperiksa atas dugaan penyelundupan 55 gerbong kereta yang penuh dengan bahan bakar diesel yang berasal dari pabrik petroleum Ukhtinsky. Namun, pengadilan menyatakan bahwa Roman dinyatakan bersih dan tidak terlibat dengan apa yang dituduhkan. Roman Abramovich dikenal dengan sosok yang tegas, penuh perhitungan, dan tegar dengan segala hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnisnya. Sebagai langkah menyiasati merosotnya pertumbuhan ekonomi di Rusia, Roman mengambil tindakan dengan menggabungkan saham kepemilikan pada perusahaan minyak terbesar di Rusia (Sibneft), perusahaan penerbangan nasional Rusia (Aeroflot), dan sebuah perusahaan televisi Swasta Rusia. Roman Abramovich juga pemegang saham si Trans World Group yang dimiliki oleh David dan Simon Reuben, yaitu produsen alumunium terbesar kedua di dunia dengan nama perusahaan Rus Al. Belum cukup dampai di situ, Roman Abramovich juga memiliki persentase saham terbesar di berbagai perusahaan lainnya, seperti Millhouse Capital, industri mobil, farmasi, pembuatan makanan, real estat, dan sektor-sektor lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar